Boyolali – SMA Pradita Dirgantara (SMA PD) menggelar ajang tahunan Education Fair (Edufair) selama 2 hari berturut-turut, 4 – 5 Februari 2023, bertempat di ruang auditorium dan terbuka untuk umum. Edufair ini diikuti 7 perguruan tinggi luar negeri dan 16 perguruan tinggi dalam negeri. Berbagai pihak juga turut berperan seperti Alfalink Solo dan siswa-siswi tingkat SMA di wilayah Jawa Tengah yang turut diundang.
Perguruan tinggi luar negeri yang hadir di edufair ini antara lain Curtin University, The University of Melbourne, Oregon State University, Australian National University, The University of Adelaide, Macquarie University, dan Swinburne University.
Sementara itu dari kampus dalam negeri diikuti oleh Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjajaran (Unpad), Universitas Brawijaya (Unbraw), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Politeknik Keuangan Negara (STAN), Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Jember (UNEJ), Universitas Pertahanan (UNHAN), Poltekkes Surakarta, Politeknik Siber dan Sandi Negara, Politeknik Statistika, (STIS), Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN), Politeknik Transportasi Darat Indonesia (STTD), dan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP).
Baca juga: Raden, King of Biology SMA Pradita Dirgantara
Menurut Direktur Direktorat Pengembangan SMA PD, Dwi A. Yuliantoro, aspek yang perlu ditekankan edufair ini adalah pentingnya internasionalisasi pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Study ke luar negeri memberi banyak manfaat, seperti membangun kemandirian, memperluas jejaring di ranah global, dan merasakan pengalaman pendidikan dengan standar internasional.
Sementara itu Ketua Panitia Edufair 2023, Nurkholis Novianto mengungkapkan bahwa edufair ini dapat membantu siswa bagaimana memilih jurusan, negara, universitas, pendaftaran, pemberkasan, orientasi sebelum keberangkatan, hingga mencari tempat tinggal atau akomodasi.
Ditambahkan Nurkholis, edufair ini juga digelar secara virtual dan diikuti para orang tua siswa dan umum sehingga mereka bisa berdiskusi mengenai rencana pendidikan putera-puterinya.